Jumat, 21 Oktober 2011


GANGGUAN PERNAFASAN PADA BAYI

A.      PENGERTIAN
Kegawatan pernafasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Dimana apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernafasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

B.       ETIOLOGI
Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.
Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan lain-lain. Faktor plasenta meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya. Faktor janin atau neonatus meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada neonatus dan lain-lain. Faktor persalinan meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain.
Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh.
Kegawatan sistem pernafasan dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dalam bentuk sindroma gagal nafas dan asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi cukup bulan.
Sindroma gagal nafas adalah perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekwatnya jumlah surfaktan pada paru-paru. Sementara asfiksia neonatorum merupakan gangguan pernafasan akibat ketidakmampuan bayi beradaptasi terhadap asfiksia. Biasanya masalah ini disebabkan karena adanya masalah-masalah kehamilan dan pada saat persalinan.
Sindroma gagal nafas (respiratory distress syndrom, RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru atau tidak adekwatnya jumlah surfaktan dalam paru (Suriadi dan Yuliani, 2001). Gangguan ini biasanya dikenal dengan nama hyaline membran desease (HMD) atau penyakit membran hialin karena pada penyakit ini selalu ditemukan membran hialin yang melapisi alveoli.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis (Jumiarni dkk, 1995).

C.      PATOFISIOLOGI
Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi dengan gangguan pernafasan yang dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi berupa kerusakan otak atau bahkan kematian.
Akibat dari gangguan pada sistem pernafasan adalah terjadinya kekurangan oksigen (hipoksia) pada tubuh. bayi akan beradapatasi terhadap kekurangan oksigen dengan mengaktifkan metabolisme anaerob. Apabila keadaan hipoksia semakin berat dan lama, metabolisme anaerob akan menghasilkan asam laktat.
Dengan memburuknya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain karena hipoksia dan iskemia.
Pada stadium awal terjadi hiperventilasi diikuti stadium apneu primer. Pada keadaan ini bayi tampak sianosis, tetapi sirkulasi darah relatif masih baik. Curah jantung yang meningkat dan adanya vasokontriksi perifer ringan menimbulkan peningkatan tekanan darah dan refleks bradikardi ringan. Depresi pernafasan pada saat ini dapat diatasi dengan meningkatkan impuls aferen seperti perangsangan pada kulit. Apneu primer berlangsung sekitar 1 – 2 menit.
Apneu primer dapat memanjang dan diikuti dengan memburuknya sistem sirkulasi. Hipoksia miokardium dan asidosis akan memperberat bradikardi, vasokontriksi dan hipotensi. Keadaan ini dapat terjadi sampai 5 menit dan kemudian terjadi apneu sekunder. Selama apneu sekunder denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah terus menurun. Bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidsssak menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi kecuali pernafasan buatan dan pemberian oksigen segera dimulai.

D.      GAMBARAN KLINIK
Tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut :
  1. Takhipneu (> 60 kali/menit)
  2. Pernafasan dangkal
  3. Mendengkur
  4. Sianosis
  5. Pucat
  6. Kelelahan
  7. Apneu dan pernafasan tidak teratur
  8. Penurunan suhu tubuh
  9. Pernafasan cuping hidung

E.       PENATALAKSANAAN
Tindakan untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi :
  1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekwat.
  2. Mempertahankan keseimbangan asam basa.
  3. Mempertahankan suhu lingkungan netral.
  4. Mempertahankan perfusi jaringan adekwat.
  5. Mencegah hipotermia.
  6. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekwat.

F.     KLASIFIKASI
Gangguan pernafasan atau asfiksia dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Asphyksia Ringan ( vigorus baby) Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Asphyksia sedang ( mild moderate asphyksia) Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3. Asphyksia Berat Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asphyksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum, pemeriksaan fisik sama pada asphyksia berat.
G.    PENCEGAHAN
Pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan melalui upaya pengenalan/penanganan sedini mungkin, yaitu :
ü  memantau secara baik dan teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan
ü  mengatur posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi
ü  teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
Bila terjadi asfiksia, dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi yang tepat, penghisapan lendir secara benar, memberikan rangsangan taktil dan melakukan pernapasan buatan (bila perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk mencegah asfiksia, memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan mencegah hipotermia.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DAN BALITA
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN (ASFIKSIA SEDANG)

Tempat pengkajian : RS ABEPURA
Pengkajian dilakukan pada tanggal : 18 Oktober 2011        Jam : 10.00 WIT
Pengkajian dilakukan oleh : Bidan

DATA SUBJEKTIF :
A.   Biodata
1.     Bayi
Nama                               : Bayi Ny.Dian
Tgl/Jam Lahir                 : 18 oktober 2011
Jenis Kelamin                  : laki-laki
2.    Orang Tua
Nama Istri              : Ny. Dian                 Nama Suami      : Tn. Sugeng
Umur                        : 25 th                     Umur                : 30 th
Agama                      : Islam                     Agama               : Islam
Suku                        : Makassar               Suku                 : Jawa
Pendidikan                : SMP                       Pendidikan        : SMA
Pekerjaan                : IRT                       Pekerjaan         : Dagang
Alamat                     : Waena                   Alamat              : Waena
3. Keluhan utama           : bayi lahir dengan sesak di karenakan adanya lendir pada hidung.
4. Riwayat keluhan utama    :  Bayi lahir pada tanggal 18 Oktober 2011 pukul 10.00 WIT, bayi sesak, nafas 30 x/ menit, disertai badan panas suhu tubuh 35,8oC.

B.    Riwayat Kehamilan, Persalian dan Nifas yang Sekarang
1.     Pemeriksaan Kehamilan
a.    Pemeriksaan Kehamilan
GI PO AO
1)       Trimester I       : 1 kali
      Tempat Periksa : Puskesmas
      Keluhan              : mual dan sering BAK
2)      Trimester II    : 2 kali
      Tempat Periksa : Puskesmas
      Keluhan              : tidak ada
3)      Trimester III      :         2 kali
      Tempat Periksa : Puskesmas
      Keluhan              : cemas, sulit tidur, sering BAK
b.    Imunisasi selama kehamilan : 2 kali
c.    Penyakit yang diderita selama kehamilan   : tidak ada

2.    Riwayat Persalinan
a.    Persalinan ditolong oleh :     bidan
b.    Jenis persalinan            :     spontan pervaginam
c.    Tempat persalinan         :     RB abepura
d.    Lama persalinan             :     Kala I           : 13 jam 35 menit
      Kala II         : 30 menit
      Kala III       : 10 menit
e.    A/S                               :     5
3.    Riwayat Nifas                 :tidak ada

DATA OBJEKTIF
A.   Pemeriksaan Umum
1. keadaan umum          : baik
2. kesadaran               : CM
3. Antropometri
a.    Berat badan                   :  3300 gr
b.    Panjang badan                :  50 cm
c.    Lingkar kepala               : 33 cm
4.    Tanda vital
a.    Suhu                              : 35,80C
b.    Nadi                              : 90 x/mnt
c.    Pernapasan                    : 30 x/mnt

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala  
a.  Simetris                         :  simetris
b.    Ubun-ubun besar           : ada, berbentuk layang-layang
c.    Ubun-ubun kecil             : ada, bentuk segitiga

2.    Mata
a.    Posisi                            :  simetris kanan dan kiri
b.    Kotoran                         : tidak ada kotoran
c.    Pendarahan                    : tidak ada perdarahan
3.    Hidung
a.    Lubang                          :  ada lubang hidung
b.    Cuping hidung                : tidak ada pernafasan cuping hidung
c.    Keluaran                        : terdapat lendir pada lubang
4.    Mulut
a.    Simetris                        :  simetris atas dan bawah
b.    Pelatum                         : tidak labiospallatoskizis
c.    Bibir                             : tidak labioskizis
5.    Telinga
a.    Simetris                        :  simetris, kanan dan kiri      
b.    Daun telinga                  : ada kanan dan kiri
c.    Lubang telinga               : ada,kanan-kiri
6.    Leher
a.    Kelainan                         :  tidak ada kelainan
b.    Pergerakan                    : memutar kanan dan kiri
7.    Dada
a.    Pergerakan                    : lemah
b.    Bunyi nafas                    : teratur, tetapi lemah
c.    Bunyi jantung                 : lemah
8.    Perut
a.    Bentuk                          :  simetris
b.    Bising usus                    : ada
c.    Kelainan                         : tidak ada kelainan
9.    Tali Pusat
a.    Pembuluh darah              : terdapat 2 arteri, dan 1 vena
b.    Perdarahan                    : tidak ada  perdarahan
c.    Kelainan tali pusat          : baik, tidak ada kelainan
10. Kulit
a.    Warna                           : biru pucat
b.    Turgor                          : baik
c.    Lanugo                           : ada, sedikit    
d.    Vernik caseosa               :  ada
11.  Punggung                             
a.    Bentuk                          : simetris
b.    Kelainan                         : tidak  ada kelainan
12. Ekstrimitas
a.    Tangan                          : jari-jari tangan lengkap
b.    Kaki                              : sama panjang, jari-jari lengkap
c.    Kelainan                         : tidak ada kelainan
13. Genetalia (bayi laki-laki)
a.    Scrotum                        : ada, simetris
b.    Testis                           : ada, sudah turun mausk scrotum
c.    Penis                             : ada, panjang 2,5 cm
d.    Kelainan                         : tidak ada kelainan

14. Refleks
a.    Moro                             : masih lemah
b.    Rooting                          : masih lemah
c.    Isap                              : masih lemah
15. Menangis                            : bayi menangis lemah


ASSASMENT
Diagnosa        : bayi baru lahir umur 1 hari dengan sesak yang dikarenakan adanya lendir pada hidung.
Dasar             :     
DS     : Bayi lahir pada tanggal 18 Oktober 2011 pukul 10.00 WIT, bayi sesak, nafas 30 x/ menit, disertai badan panas suhu tubuh 35,8oC.
DO     :
1.     Tanda vital
a.    Suhu                              : 35,80C
b.    Nadi                              : 90 x/mnt
c.    Pernapasan                    : 30 x/mnt
2.    Hidung
a.    Lubang                          :  ada lubang hidung
b.    Cuping hidung                : tidak ada pernafasan cuping hidung
c.    Keluaran                        : terdapat lendir pada lubang

Masalah potensial            : - bayi mengalami kesulitan bernafas karena terdapat lender pada hidung.
                                        - potensial terjadi asfiksia berat

Kebutuhan                       : - rasa hangat, karena terdapat lender pada hidung dan suhu tubuh yg dingin 35,80C
                                                  - resusitasi

PLANING
Tanggal 18 oktober 2011, pukul 10.00 WIT
1.     Membersihkan jalan nafas untuk memudahkan bayi mengambil udara untuk bernafas dan mencegah terjadinya asfiksia berat.
2.    Mengeringkan tubuh bayi dan bungkus dengan kain kering dan letakkan bayi pada tempat yang hangat untuk mencegah hipotermi yang dapat memperberat keadaan asfiksi (suhu tubuh bayi sudah stabil menjadi 37oC).
3.    Melakukan stimulasi taktil pada punggung atau kaki bayi agar bayi dapat terangsang untuk bergerak dan mengambil nafas. (Bayi menangis kuat dan bergerak aktif, kulit dan ekstremitas merah keseluruhan).
4.    Melakukan resusitasi pada bayi  untuk memperbaiki keadaan asfiksi bayi. (nafas bayi pun menjadi teratur dan cukuo kuat).
5.    Melakukan evaluasi kondisi janin dengan APGAR pada menit ke-5 untuk mengetahui perkembangan pernafasan bayi, agar dapat menentukan tindakan selanjutnya. ( nilai A/S naik menit ke-1 menjadi 7 dan menit ke-5 menjadi 8).















DAFTAR PUSTAKA


Nelson, B. 2000. Ilmu Kesehatan Anak vol 2 edisi 15. Jakarta : EGC

Ngastiyah. 1997.Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Saifuddin, A B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Surasmi, A. dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.

Yunanto, dkk. 2003. Laporan Penelitian : Pengaruh BBLR Untuk Terjadinya Asfiksia Neonatorum di RSU Ulin Banjarmasin 2002-2003. Banjar Baru : FKU Lambung Mangkurat/ Perinasia Cabang Kalsel.
_________. 1997. Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi RSUD Gunung Jati Cirebon
http://www.anakciremai.com/2011/02/pengertian-asfiksia-ringan.html
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika